Indonesia menjadi salah satu negara yang memiliki kasus kebocoran data dan “korban” kejahatan siber paling banyak di dunia. Ini tentu bukan suatu hal yang bisa dibanggakan, sebagai warga negara Anda ikut dirugikan dengan adanya kasus seperti ini. Memangnya apa saja sih kasus kejahatan siber yang pernah terjadi di Indonesia? Mari bahas bersama kharismaworldvpn.com!
Sebuah sumber membeberkan fakta jika Indonesia mendapatkan rata – rata 22 serangan siber per detiknya. Seperti yang kita ketahui bersama, kemarin PDN atau Pusat Data Nasional terkena ransomware dan mengakibatkan data dari 282 kementerian tidak bisa diakses sama sekali. Memang, kita tidak bisa melakukan apapun jika menyangkut keamanan data nasional karena itu bukanlah tugas kita. Namun, Anda masih bisa mengantisipasi terjadinya kebocoran data yang menyerang Anda dengan menggunakan VPN.
VPN menjadi solusi yang paling tepat bagi Anda yang ingin tetap berselancar di internet secara aman tanpa takut terjadi serangan melalui jaringan. Dengan menggunakan VPN, Anda bisa mengakses apapun di internet tanpa diketahui oleh siapapun termasuk ISP (penyedia internet) Anda sehingga semua kerahasiaan terjamin. Tapi, jika Anda ingin benar – benar aman, selalu percayakan urusan VPN pada CyberGhost Premium VPN. Memang sih ada banyak merek VPN dari yang gratis hingga yang berbayar. Semua pilihan kembali kepada tangan Anda, namun apa Anda yakin tidak ingin mengandalkan merek yang sudah pasti – pasti saja?
Kembali lagi membahas kasus kejahatan siber yang pernah terjadi di Indonesia, berikut ini beberapa kasusnya!
Deretan Kasus Cyber Crime yang Pernah Terjadi di Indonesia
Situs Web KPU
Kita awali pembahasan ini pada tahun 2004. Pada tahun tersebut, seorang peretas yang dikenal dengan nama Xnuxer berhasil membobol web KPU atau komisi pemilihan umum. Xnuxer pada saat itu menyisipkan informasi aneh pada situs sehingga membuat situs KPU menjadi kacau balau. Ini menjadi salah satu sorotan masyarakat dan menjadi indikasi awal lemahnya keamanan data yang ada pada Indonesia
Perang Hacker Antara Indonesia dan Australia
Kasus ini terjadi pada tahun 2013. Kasus ini terjadi karena ada sekelompok peretas yang mengatasnamakan dirinya sebagai “Indonesian Cyber Army” yang meretas situs Australian Secret Intelligence Service (ASIS). Ini sebenarnya bukan peretasan biasa namun sebagai bentuk respon atas praktik mata – mata yang dilakukan Australia terhadap Indonesia. Serangan balik antar hacker ini juga sangat menyita perhatian publik pada saat itu.
Baca Juga : Penyebab Kejahatan Siber
Serangan Citilink dan Tiket(dot)com
Pada tahun 2016, situs web perusahaan online travel agent (OTA) tiket(dot)com dan situs maskapai kebanggaan Indonesia Citilink menjadi target serangan oleh sekelompok peretas. Serangan yang menyerang kedua web ini adalah serangan DDoS dimana peretas mengalirkan sejumlah traffic yang tak terduga sehingga web tersebut tidak bisa digunakan sebagaimana mestinya. Kasus kejahatan siber yang pernah terjadi di Indonesia ini juga sangat menyita perhatian publik. Apalagi banyak pihak yang merasakan dampaknya.
Situs Telkomsel Menampilkan Kata – kata Kasar
Setelah Citilink dan Tiket(dot)com, situs web Telkomsel juga menjadi salah satu target serangan berikutnya. Setahun setelah kasus yang terjadi pada Citilink dan Tiket(dot)com hacker menyerang situs Telkomsel. Berbeda kasusnya dari Citilink dan Tiket(dot)com, peretas kali ini tidak melakukan serangan DDoS namun meretas dengan menampilkan kata – kata yang tidak pantas dan cenderung menghina. Dampak dari serangan ini tentu saja reputasi Telkomsel yang menurun.
Penyebaran Virus WannaCry
Masih pada tahun yang sama pada kasus Telkomsel, pada tahun ini pula terjadi penyebaran virus WannaCry yang terjadi pada lebih dari 200 negara yang mana Indonesia masuk ke dalam list tersebut. Virus yang satu ini menginfeksi ribuan komputer yang ada pada seluruh dunia. Apa tujuannya? Peretas saat ini meminta uang tebusan dengan jumlah yang besar agar komputer – komputer ini bisa beroperasi seperti semula. Di Indonesia sendiri komputer yang terinfeksi diprediksi lebih dari 100 ribu komputer. Dampak dari adanya serangan ini diperkirakan negara merugi hingga miliaran rupiah.
Baca Juga : Cara Melindungi diri Dari Kejahatan Siber
Kebocoran E-KTP
Kasus kejahatan siber yang pernah terjadi di Indonesia yang selanjutnya terjadi pada tahun 2019. Pada tahun ini ada kasus kebocoran data – data yang ada pada E-KTP. Kasus ini melibatkan kurang lebih 191 juta data penduduk Indonesia terekspose. Data – data yang bocor ini meliputi nomor NIK, nama, alamat, tanggal lahir, jenis kelamin, agama, status perkawinan, alamat, hingga riwayat pendidikan. Dampak yang dirasakan dengan adanya kejahatan siber yang satu ini begitu banyak. Mulai dari data – data digunakan untuk hal – hal yang merugikan, pencurian identitas, menjadi sasaran kejahatan siber dan yang lainnya.
Serangan Malware pada Pemilu 2019
Kasus kejahatan siber yang pernah terjadi di Indonesia yang selanjutnya adalah serangan malware yang terjadi pada saat pemilu 2019. Hal ini berpengaruh pada proses pemilihan dan juga hasilnya. Serangan ini juga menimbulkan kekhawatiran yang lainnya seperti keaslian jumlah pemilihan berikut hasilnya, keamanan data dan kekhawatiran – kekhawatiran yang lainnya.
Data Pengguna Tokopedia Bocor
Pada tahun 2020, situs e-commerce terbesar yang ada di Indonesia yakni Tokopedia terkena kebocoran data dan diperjualbelikan di situs dark web. Data pribadi sejumlah pengguna dan seller bocor dan menimbulkan kekhawatiran akan keamanan dari Tokopedia. Dari pihak Tokopedia sendiri menghimbau untuk mengganti kata sandi kepada para penggunanya.
Website DPR RI Down
Pada tahun 2020, website DPR RI juga down. Yap, pada tahun tersebut situs Dewan Perwakilan Rakyat menjadi target serangan siber. Serangan DDoS adalah serangan yang mengirimkan banyak mengirimkan traffic pada jaringan sehingga website tidak bisa diakses oleh pengunjung. Tak hanya mengirimkan serangan tersebut, nama situs web DPR RI diubah oleh peretas.
Baca Juga : Karakteristik Kejahatan Siber Bagaimana?
Website Tempo Down
Masih pada tahun yang sama, website milik media berita ternama Tempo juga mengalami down. Tidak hanya memberikan kerugian secara finansial, dengan down-nya website Tempo juga mempengaruhi reputasi tempo di mata masyarakat.
Website Sekretariat Kabinet RI Diserang Hacker
Masih pada tahun yang sama, yakni tahun 2020 website sekretariat kabinet RI diserang oleh hacker. Kali ini, peretas membobol keamanan web dengan mengirimkan serangan DDoS. Dengan adanya kasus ini juga semakin memperburuk catatan kelam Indonesia akan keamanan datanya.
Peretasan Terhadap Website BPJS Kesehatan
Kasus kejahatan siber yang pernah terjadi di Indonesia yang selanjutnya adalah peretasan terhadap website BPJS Kesehatan. Pada tahun 2021 BPJS Kesehatan mengalami serangan siber yang membuat websitenya sama sekali tidak bisa diakses oleh penggunanya. Serangan ini juga menimbulkan kekhawatiran terhadap keamanan sistem yang ada di Indonesia.
Baca Juga : Cara Cek Alamat IP
Serangan Ransomware pada Bank Syariah Indonesia
Pada tahun 2023, BSI juga menjadi sasaran empuk peretas. Nasabah BSI tidak bisa mengakses aplikasi perbankan selama 5 hari berturut – turut. Serangan ini menjadi salah satu tanda bahwa keamanan digital yang ada pada Indonesia benar – benar harus ditingkatkan sebelum menimbulkan dampak – dampak yang lainnya yang jauh lebih merugikan.
Itu tadi sekelumit kasus kejahatan siber yang pernah terjadi di Indonesia. Pada kenyataannya, ada banyak sekali kasus kejahatan siber seperti ini yang terjadi di Indonesia baik yang menjadi perhatian publik atau yang tidak terekspose sama sekali.